Kisah Nabi-nabi

Nabi Dawud عليه السلام  mendapat tambahan Umur dari Adam عليه السلام

Kemudian Adam عليه السلام  bertanya, “Ya Tuhanku, mana keturunanku ?” Dia menjawab, “Pilihlah di antara dua sisi-Ku, hai Adam.” Adam berkata, “Aku memilih yang berada di sebelah kanan Tuhanku, dan kedua tangan Tuhanku adalah kanan.” Kemudian Allah membentangkan telapak tangan-Nya, ternyata semua yang hidup dari keturunannya (Adam) berada di telapak tangan Tuhan. Ternyata di antara mereka terdapat orang yang mulut mereka adalah cahaya.

Tiba-tiba ada seseorang yang cahayanya sangat mengejutkan Adam, maka ia pun bertanya, “Siapakah orang ini ?” Tuhan menjawab, “Ia itu adalah anakmu, Dawud.” Lalu ia bertanya, “Berapa lama umur yang telah Engkau tetapkan ?’

Dia menjawab, “Enam puluh tahun.” Maka ia berkata, “Ya Tuhanku, tambahkanlah dari umurku untuknya empat puluh tahun sehingga menjadi seratustahun.”

Dan Allah pun akhirnya melakukan hal itu dan ia menjadi saksi terhadapnya. Dan ketika umur Adam berakhir, malaikat maut mendatanginya, maka Adam berkata, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun?” Maka malaikat bertutur kepadanya, “Bukankah engkau telah menambahkannya untuk anakmu, Dawud.”

Namun Adam menyangkalnya sehingga keturunannya itupun menyangkalnya. Adam lupa dan keturunannya itupun lupa.

Hadits tersebut juga diriwayatkan Al Hafidz Abu Bakar Al Bazar, Tirmidzi, dan Nasa’i dalam buku Al Yaumu wa Al Lailatu, dari Shafwan bin Isa, dari Al Harits bin Abdurrahman bin Abi Dzibab, dari Sa’id Al Maqbari, dari Abu Hurairah ra. dari Nabi . Imam Tirmidzi mengatakan, “Hadits tersebut berstatus hasan gharib dari sisi ini.” Sedangkan Imam Nasa’i mengatakan, “Hadits tersebut berstatus munkar.”

Hadits tersebut juga diriwayatkan Muhammad bin Ajalan, dari ayahnya, dari Abu Sa’id Al Maqbari, dari Abdullah bin Salam.

Imam Tirmidzi meriwayatkan, Abdu bin Hamid memberitahu kami, Abu Na’im memberitahu kami, Hisyam bin Sa’ad memberitahu kami, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah ra.ia menceritakan, Rasulullah saw  bersabda:

Ketika Allah menciptakan Adam, Dia mengusap punggungnya, maka dari punggungnya itu setiap roh yang menyerupai biji atom berjatuhan, yang Dia adalah penciptanya sejak itu sampai hari kiamat kelak. Kemudian Dia menjadikan di antara kedua mata setiap orang seberkas cahaya (kilat). Kemudian ketika orang-orang itu diperlihatkannya, Adam bertanya, “Siapakah orang ini ?” Tuhan menjawab, ‘la itu adalah anakmu, Dawud عليه السلام, yang lahir pada umat terakhir.”

Lalu ia bertanya, “Berapa lama umur yang telah engkau tetapkan ?”

Dia menjawab, “Enam puluh tahun.” Maka ia berkata, “Ya Tuhanku, tambahkanlah dari umurku untuknya empat puluh tahun.”

Allah swt berujar, “Dengan demikian akan ditetapkan dan tidak dapat diubah.”

Dan ketika umur Adam berakhir, malaikat maut mendatanginya, maka Adam berkata, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun ?”

Maka malaikat bertutur kepadanya, “Bukankah engkau telah menambahkannya untuk anakmu, Dawud.” Namun Adam menyangkalnya sehingga keturunannya itupun menyangkalnya. Adam عليه السلام  lupa dan keturunannya itupun lupa. Ia salah dan keturunannya itupun salah. Lebih lanjut Imam Tirmidzi mengatakan, hadits tersebut berstatus hasan shahih. Tirmidzi  berkata, ”Sejak saat itu  diperintahkan untuk menulis dan saksi-saksi.”

Dan juga diriwayatkan lebih dari satu sisi, dari Abu Hurairah ra dari Nabi sawJuga diriwayatkan Al Hakim dalam kitabnya Al Mustadrak, dari haditsAbu Na’im Al Fadhal bin Dakin, dan ia mengatakan, hadits ini shahih dengan syarat Muslim, tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.

 

Kisah seorang Nabi yang membakar kampung semut

عن سعيد بن المسيب وأبي سلمة أن أبا هريرة رضي الله عنه قال  : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول  قرصت نملة نبيا من لأنبياء فأمر بقرية النمل فأحرقت فأوحى الله إليه أن قرصتك نملة أحرقت أمة من الأمم تسبح

Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra. , saya mendengar Rasulullah saw  bersabda:”Bahwasanya seekor  semut menggigit salah seorang Nabi, maka dia memerintahkan  agar desa semut dibakar. Allah pun mewahyukan kepadanya, ” Hanya karena kamu digigit oleh seekor semut lalu kamu  membinasakan sebuah umat yang bertasbih.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam  Shahih-nya dalam  Kitab Bad’il Khalqi, bab jika lalat jatuh di bejana, 6/356, no.  3141.  Diriwayatkan oleh Muslim dalam  Kitabus Salam, bab larangan  membunuh semut, 4/1759, no. 2241.

Category:Artikel